Jelas bahwa Dogiyai dou
enaa tidak hanya dalam konteks pemandangan panorama lingkungan Dogiyai
tetapi dou enaa dalam berbagai dimensi
pembangunan di Dogiyai antara lain dou
enaa dalam bidang insfratruktur, ekonomi kerakyatan, pendidikan, kesehatan,
olahraga, seni budaya dan dou enaa
dalam pelayanan umum pemerintah kepada masyarakat.
Dari beberapa bidang tersebut di atas, yang ingin penulis
bahas merupakan olahraga dan seni. Mengapa olahraga dan seni perlu dibahas?
Meskipun Dogiyai baru dimekarkan sekitar 4 tahun yang lalu, Juni 2008, tetapi prestasi olahraga
dan seni menonjol secara lokal, nasional bahkan internasional ketimbang bidang
lainnya. Boleh dikatakan bahwa bidang olahraga dan seni sedang memberi wajah
Dogiyai Dou enaa.
Hal itu dapat dilihat dengan Kabupaten Dogiyai meraih
prestasi juara umum se-Papua
Turnamen Tinju Piala Mandiri di Jayapura, 2011, Juara II tinju Piala Rektor Uncen,
2012 antar Pelajar se-Papua
dan juara umum Open Turnamen Tinju se-Teluk
Cendrawasih di Biak, 2013.
Selain itu, dalam cabang olahraga bola Volly, Kabupaten
Dogiyai pernah meraih
juara II pada Liga KNPI se-
Papua 2012 dan dalam cabang olahraga bela diri, Dogiyai juga meraih juara I
liga pelajar se-Indoneia
di Cibubur, Jakarta 2013.
Selain dalam bidang olahraga, dalam bidang seni pun tidak ketinggalan. Dalam
ajang festival budaya etnik di Expo Jayapura dan TMII (Taman Mini Indonesia
Indah) Jakarta, 2011, Kabupaten Dogiyai dapat meraih juara I. Dengan prestasi
ini, Sanggar Seni
Kabupaten Dogiyai perna mewakili negara Indonesia pada 2012 untuk mementaskan
tarian budaya Suku Mee di Perancis. Selain tarian etnik, ada pula banyak musisi
guitar akuistik lokal, organis dan penyanyi di Dogiyai
Sejumlah prestasi yang diraih itu merupakan daya upaya
para atlet, seniman, pelatih, pengurus serta atas dukungan Pemerintah Daerah Dogiyai.
Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa prestasi ini diraih dalam kondisi
organisasi pemuda dan olahraga belum eksis secara penuh serta fasilitas
pendukung yang masih minim.
Misalnya, belum terbentuknya KONI (Komite olahraga
Nasional Indonesia) cabang Dogiyai sebagai roh penggerak semua cabang olahraga.
Selain itu, Pengurus KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Cabang Kabupaten
Dogiyai sudah terbentuk tetapi belum bekerja secara maksimal dan masih berstatus
karetaker hingga menjelang 3 tahun. Di samping itu, bidang pemuda, olahraga dan
budaya masih bernaung di bawah dinas pendidikan dan pengajaran.
Belum eksisnya organisasi olahraga seperti KONI ini
mengakibatkan belum terdaftar secara sah sebagian besar cabang olahraga secara
resmi di Kepengurusan Provinsi Papua, kecuali Pertina.
Selain itu, belum terbentuknya KNPI secara definitif juga mengakibatkan
banyak potensi olahraga dan seni anak muda Dogiyai terpendam. Lalu, penyatuan
bidang olahraga, pemuda dan seni di bawah naungan dinas pendidikan dan pengajaran
mengakibatkan terjadinya disfungsi anggaran meskipun dalam DPA (Daftar Pengisian
Aggaran) sudah jelas pembagiaannya sehingga kurang maksimal dalam dukungan
fasilitas dan pendanaan pada cabang olahraga dan seni.
Hampir semua wadah organisasi pemuda yang bisa
memberdayakan para pemuda Dogiyai belum diaktifkan, bahkan yang sudah
terbentukpun kurang bekerja optimal dalam merangkul pemuda dan melaksanakan kegiatan
pemberdayaan kaum muda. Pemerintah daerah Dogiyai pun selama ini kurang serius memberdayakan
para pemuda aset masa depan Dogiyai ini.
Karena itu, tidak heran kalau banyak pemuda yang tanpa
tujuan pergi pulang Nabire-Dogiyai, minum minuman keras, konsumsi narkoba, palang
jalan dan angka putus sekolah tinggi.
Karena itu jangan dibiarkan organisasi pemuda, olahraga
dan seni vakum. Organisasi kepemudaan penting untuk diaktifkan demi pemberdayaan
kaum muda. Dibutuhkan pro aktif semua elemen masyarakat Dogiyai untuk
mengalihkan kegiatan negatif pemuda Dogiyai dengan kegiatan positif alias
olahraga dan seni.
Prestasi yang telah diraih dalam bidang olahraga dan
seni itu tidak boleh berhenti di situ tetapi jauh lebih dikembangkan lagi.
Semua komponen berpikir dan bekerja untuk masa depan pemuda Dogiyai karena
bagaimanapun juga masa depan Dogiyai ada pada pundak generasi muda Dogiyai.
Dengan demikian, ada beberapa hal yang ingin penulis usulkan
untuk mengatasi masalah olahraga dan kepemudaan yakni: Pertama, segera dibentuk
KONI dan pengurus hariannya. Pembentukan kepengurusan ini dengan harapan agar
semua cabang olahraga terbentuk beserta pengurusnya.
Kedua, segera dilakukan Muscab (Musyawarah Cabang) KNPI
Kabupaten Dogiyai untuk memilih kepengurusan KNPI devinitif. Jika pengurus KNPI
baru terbentuk maka mereka diharapkan dapat merangkul pemuda, memetakan potensi
olahraga dan seni yang dimiliki oleh pemuda dan selanjutnya dibuat program
pembinaan.
Selain pembentukan KONI dan KNPI, solusi ketiga yaitu dinas
pemuda dan olahraga serta dinas kebudayaan dan pariwisata perlu dipisahkan dari
dinas pendidikan dan pengajaran. Apabila instansi yang mengurus olahraga dan
seni ini terlepas dari dinas pendidikan dan pengajaran, maka diharapkan dapat mempermudah
dalam hal kerja sama, bantuan fasilitas, penganggaran dan pengawasan.
Keempat, Pemerintah Daerah Dogiyai membangun The Youth Center Sports and Arts (Pusat Olahraga dan Seni Pemuda). Dibebaskan sebuah
lokasi dan dibuat lapangan olahraga dan sanggar seni di dalamnya serta
dilengkapi semua fasilitas. Pembangunan pusat olahraga dan seni ini bisa
menjadi multifungsi seperti menjadi tempat latihan olahraga dan seni, tempat
olahraga masyarakat umum, tempat hiburan, sejumlah pertandingan dan perlombaan
yang melibatkan daerah lain bisa digelar di tempat ini dan karcis bisa menjadi
PAD (Pendapatan Asli Daerah) Pemda Dogiyai.
Di samping itu, secara ekonomis masyarakat yang jualan
di arena pertandingan akan memperoleh keuntungan dari kegiatan kepemudaan ini.
Merujuk pada arahan Bupati Dogiyai, Drs. Thomas Tigi
pada saat pembukaan Musrenbang Kabupaten Dogiyai tahun 2013, 26 Maret 2013 di
Aula Serba Guna Bappeda Dogiyai sebagaimana dirilis dalam website Papua Pos
Nabire, 27 Maret 2013, kepada para pimpinan SKPD bahwa "Di dalam pengajuan usulan program/kegiatan harus benar-benar
memperhatikan sendi-sendi kebutuhan masyarakat, bukan berdasarkan keinginan
atau kemauan tetapi berdasarkan kebutuhan".
Maka sekilas
tentang olahraga dan seni yang dibahas dalam tulisan ini juga merupakan
berdasarkan kebutuhan pemuda Dogiyai. Dengan demikian diharapkan instansi
terkait dapat mengakomodir program olahraga dan seni dalam sidang anggaran
perubahan 2013 atau pada Musrenbang berikutnya.
Pada akhirnya
waktu tidak menunggu kita menjadikan Dogiyai Dou Enaa tetapi Dogiyai sedang menunggu semua komponen yang ada di
Dogiyai untuk menjadikannya Dou Enaa. Semoga!
Yakobus Dogomo adalah
Sekretaris Umum Pertina Kabupaten Dogiyai
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !