Irman mengatakan sejauh ini, hubungan bilateral antara Indonesia-Australia saat ini berlangsung dengan baik. "Itu terbukti dengan penandatanganan Traktat Lombok yaitu perjanjian keamanan kedua negara yang melingkupi beberapa aspek, termasuk kerja sama pertahanan, intelijen dan maritim," katanya. Sebab itu, Irman menyatakan Traktat Lombok merupakan bukti bahwa Australia berkomitmen penuh terhadap keutuhan wilayah dan persatuan nasional Republik Indonesia, termasuk kedaulatannya atas provinsi-provinsi di Papua.
Meski demikian, Irman berharap isu separatisme tidak menggangu hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, maka diperlukan komitmen nyata dari Australia untuk tidak memberikan dukungan dalam bentuk apapun kepada para pejuang kemerdekaan bagi Papua, apakah itu OPM atau organisasi lainnya yang menggunakan baju LSM dengan mengatasnamakan HAM.
“NKRI adalah harga mati untuk Indonesia, maka Papua Merdeka bukanlah solusi yang tepat. Untuk itu sebagai negara tetangga, Indonesia mengharapkan komitmen dari Australia untuk dukungan upaya mensejahterakan masyarakat Papua, karena intinya adalah peningkatan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan, khususnya di kawasan timur Indonesia” tutur Irman dalam siaran persnya, Rabu (5/6).
Bagaimana tanggapan Australia? Duta Besar Australia Greg Moriaty mengatakan Australia mendukung sepenuhnya kedaulatan Indonesia dan tidak pernah mendukung upaya pemisahan Papua dari wilayah NKRI. “Pemerintah Australia memiliki kebijakan untuk tidak mendukung tindakan makar. Penyataan sikap yang dikeluarkan oleh sejumlah organisasi di Australia, sepenuhnya adalah sikap individu, bukanlah sikap pemerintah Australia,” jelas Greg.
Sebaliknya, Australia terus mengharapkan peningkatan hubungan kerjasama antara Indonesia dan Australia, salah satu di sektor perdagangan. “Selama ini Indonesia telah banyak membantu Australia sehingga kini Australia terus mengalami kemajuan dan peningkatan kemakmuran,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar