Rumah Sakit, Rumah Tua atau Gubuk
Tempat Pelayanan Kesehatan di kabupaten
Dogiyai
Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
Rumah sakit
yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan
kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi pasien Depkes RI, 2004. Peran Rumah Sakit
merupakan hal yang urgen, maka dari itu mengenal Rumah Sakit tidak saja dilihat
dari banyaknya pasien, namun lebih kepada manfaat dan peran serta fungsinya.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Sesuai
dengan undang-undang tentang Rumah sakit, maka penyediaan insfrastruktur di
kabupaten Dogiyai diharuskan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dibarengi dengan hadirnya kabupaten seharusnya, namun sampai saat ini belum ada
rumah sakit yang layak di Dogiyai untuk melayani rakyat Dogiyai secara
paripurna yang dapat menyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat, dengan penyediaan tenaga medis, baik dokter, perawat dan tenaga teknis
lain-nya.
Dengan
adanya kelanjutan diatas maka, akan ada fungsi rumah sakit yang sesuai dengan
standart, Penyelenggaraan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna, Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, Penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.
Dari konstitusi di atas pemerintah Dogiyai harus menunjukkan bentuk
fisik gedung atau melalui dinas
Kesehatan menyediaan pelayanan kesehatan yang lebih layak.
Pihak pemerintah Dogiyai Tak peduli dengan maraknya berbagai penyakit
yang merajarela di kabupaten Dogiyai baik terhadap anak-anak, orang dewasa,
orang asli Dogiyai maupun pendatang dari luar Papua pun mengalami berbagai
masalah kesehatan Masyarakat.
Beruntung sekali orang-orang kaya, pejabat-pejabat itu Mereka bisa
berobat ke luar Daerah Dogiyai tetapi mereka yang tidak mempunyai biaya
transportasi dan biaya perawatan hanya menunggu sampai mati. Dengan pelayanan
kesehatan yang bagus, tempat yang menyenangkan. Dokter-dokternya juga ramah,
sehingga mereka semakin termotivasi untuk segera sembuh. kasihan bagi rakyat
miskin yang sulit mencari uang, jika mereka sakit kadang harus turun ke Nabire,
Paniai demi mencari pelayanan dan peralatan yang memadai untuk kesembuhan
penyakitnya. Dokter-dokter yang demikian itu meskipun tidak banyak, termasuk
yang merusak citra pelayanan kesehatan di negeri Dogiyai tidak ada yang bekerja
dengan hati namun hanya mencari uang semata, padahal mereka yang benar-benar
selesai dari kedokteran saat wisuda itu ada sumpah janji.
Penulis melihat di Dogiyai tidak ada dokter yang mau melayani dengan sepenuh
hati. Tetapi, saat ini yang menjadi sorotan ialah, pelayanan rumah sakit dan
medis masih jauh dibandingkan dengan pasien yang begitu banyak mengalami
berbagai masalah kesehatan, pelayanan klinis pun tidak ada di Dogiyai. Bisakah
kita mengubah semua itu?.Tentu saja bisa, tapi kapan?.
Apapun dan bagaimanapun, Rumah Sakit merupakan
tempat yang tepat orang -orang yang mengalami gangguan kesehatan, baik jiwa,
fisik dan lainnya. walaupun ada sistem perawatan rumah yang dilakukan oleh sebagian
orang, namun tetap saja tidak maksimal jika dibandingkan dengan sistem
perawatan yang telah dilakukan di setiap Rumah Sakit di luar kota lainnya.
sangat memprihatinkan, bangunan yang ada berdiri kokoh itu
sdh dibangun sekitar tahun 1970-an sebelum penulis lahir sudah ada.Kemanakah
orang-orang yang mempunyai hati nurani untuk membangun rumah sakit yang layak?.
Wajah rumah sakit ini Buruk sekali, Rumah yang sedang "Sakit"
ditengah-tengah sebuah Kabupaten yang sudah berusia hampir 7 tahun ini.
Bagaimana orang yg rawat di rumah sakit ini mau sembuh sementara gedung dan
fasilitasnya belum ada, sementara rumahnya saja sedang sakit.kemana perginya
Kepala dinas Kabupaten Dogiyai. Ataukah Semua masyarakat tunggu sampai Bupati
dan Wakil Bupati, DPRD , Kepala Dinas kesehatan Dogiyai bangun rumah sakit baru
boleh sakit?.
Pendidikan
Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Perlu Ada Di Dogiyai
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar masyarakat dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat , sesuai social budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Ujung tombak dari promosi kesehatan baik dipuskesmas maupun
dirumah sakit adalah pemberdayaan masyarakat.pemberdayaan bukan sesuatu yang
sederhana, tetapi memerlukan kecermatan dan ketekunan untuk membantu atau
memfasilitasi pasien atau klien, sehingga mereka memiliki pengetahuan, kemauan
dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya
sendiri dengan melihat kondisi keterbatasan tenaga medis dan tempat berobat
yakni rumah umum daerah yang belum ada dan sedang tidur nyenyak di dalam
kenyamanan para pejabat Dogiyai.
Perilaku manusia terhadap lingkungan tempat tinggalnya serta parasit
tempat jentik-jentik nyamuk terutama bagi nyamuk jenis anopeles penyebar
malaria adalah salah satu yang harus diwaspadai oleh masyarakat Dogiyai dan
pada umumnya Papua merupakan tempat perkembangbiakan,paling,potensial,Malaria,Sulit,dikontrol
cara terakhir untuk mengontrol malaria secara murah dan mudah adalah
upaya proteksi diri dan keluarga terhadap gigitan nyamuk malaria. Marilah kita
bersama-sama memperhatikan lingkungan sekitar kita untuk dijaga kebersihannya.
Sebisa mungkin membebaskan sekitar rumah dari genangan air atau menutup tempat
penampungan air yang bisa dimungkinkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk.
Kemudian biasakan tidur dengan kelambu untuk menghindari kontak langsung dengan
nyamuk
Pemerintah Dogiyai harus mengembangkan konsep Desa Siaga yang
menggunakan pendekatan pengenalan dan pemecahan masalah kesehatan dari, oleh
dan untuk masyarakat sendiri. Peranan petugas kesehatan sebagai stimulator
melalui promosi kesehatan dilakukan dengan memberikan pelatihan penerapan Desa
Siaga. Kegiatan diwujudkan melalui rangkaian pelatihan mengidentifikasi masalah
kesehatan dengan mengenalkan masalah kesehatan dan penyakit yang banyak terjadi
dalam lingkungan mereka dilanjutkan survey mawas diri dan aplikasi upaya
mengatasi yang disepakati masyarakat berupa musyawarah masyarakat desa. Harapan
pemerintah agar upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat lebih
cepat dan lebih awet karena masyarakat mampu mandiri untuk sehat.
Tanpa pemahaman terhadap penyakit dan masalaah kesehatan masyarakat oleh
petugas kesehatan maka tidak akan memiliki dasar pemahaman yang kuat.
Implikasinya akan terjadi semakin jauh kesenjangan
pemahaman konsep penyakit dan masalah kesehatan antara petugas kesehatan dan
masyarakat sehingga gagal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Iklim di Papua memiliki kondisi suhu dan kelembaban yang ideal untuk
perkembangan nyamuk dan parasit malaria. Secara teoritis nyamuk bisa terbang
hingga 2-3 kilo meter, namun karena pengaruh angin jarak terbang bisa mencapai
40 km.
Untuk memahami masalah kesehatan yang sering
ditemukan di Dogiyai perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain
masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang
akan menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan
anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit baik menular maupun tidak menular.
Masalah kesehatan tersebut dapat terjadi pada masyarakat secara umum atau
komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu), kelompok
lanjut usia dan kelompok pekerja.
Masalah perilaku kesehatan di Dogiyai banyak faktor perilaku justru menjadi faktor utama
masalah kesehatn sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor
kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi
pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku diawali
respon terhadap perilaku berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya
menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon
tindakan perilaku dapat timbul setelah respon pengetahuan dan sikap yang searah
atau langsung tanpa didasari kedua
respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena
terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.
Dengan kurangnya pengetahuan muncul masalah kesehatan lingkungan merupakan
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terbentuknya derajat kesehatan masyarakat yang optimum pula. Masalah kesehatan
lingkungan meliputi penyehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih,
pengelolaan limbah dan sampah serta pengelolaan tempat-tempat umum dan
pengolahan makanan, pengelolaan dan pembersihan tempat-tempat umum, seperti
Pasar, terminal,dll
Sumber daya diperlukan untuk mendukung promosi kesehatan di Kabupaten
Dogiyai dan sarana peralatan termasuk media komunikasi dengan dana atau
Anggaran dari Pemerintah Dogiyai.dengan anggaran dari pemerintah akan mendukung
derajat kesehatan serta mendukung akan tercapai misi pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan dengan menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan yang baik.
Rumah Sakit, Rumah Tua
atau Gubuk? Itu tempat bekerja kepala dinas kesehatan kabupaten Dogiyai,
pentingnya pembangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) di Dogiyai sesuai
standart nasional, sebab dengan adanya bangunan gedung maka kesehatan
masyarakat akan meningkat dan peduli dengan jaga kesehatan diri sendiri.dan
juga para tenaga medis dan teknis pelaksana di dinas kesehatan perlu di beri
pendidikan perilaku dan promosi kesehatan agar mereka dapat menerapkan ke
desa-desa atau ke masyarakat.
Penulis:Mozes
Bidabi Tebai
Dogiyai,
10 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar