Pages

Senin, 26 Mei 2014

Diskusi tentang “PENYAKIT MALARIA”




Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh Parasit atau infeksi Protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan.
Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik.
Malaria adalah penyakit yang bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria atau  protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO 1981) ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan malaria adalah plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae.
Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan plasmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di Sulawesi, Papua Barat dan negara Timor Leste. Proses penyebaran penyakit ini dimulai dari nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9-40 hari.
Mahasiswa menilai Papua sebagai wilayah pantai selatan Papua yang merupakan habitat nyamuk Anopheles sp, tidak mungkin memberantas nyamuk itu sampai habis. Karena perubahan iklim global meningkatkan populasi nyamuk secara drastis. Yang bisa dilakukan hanyalah menekan populasi nyamuk dengan, misalnya menebar ikan di persawahan. Selain itu, adanya lonjakan KLB juga disebabkan, kendurnya pemantauan populasi nyamuk oleh petugas kesehatan, lantaran sudah lama tidak ada kasus malaria, Masyarakat pun menjadi lengah.
Sementara itu, krisis ekonomi membuat kemampuan menyediakan insektisida untuk menyemprot nyamuk juga menjadi terbatas, sehingga timbul KLB. KLB kedua terjadi lebih dikarenakan selama bulan Juni dan bulan Juli, banyak penduduk yang para perantau pulang kampung. Penduduk yang merantau di daerah endemis, seperti Nabire, Timika atau Jayapura, pulang membawa parasit dan menularkannya ke penduduk desa.
Memang, cepatnya pertumbuhan penduduk, migrasi, sanitasi yang buruk dan daerah yang terlalu padat, memudahkan penyebaran penyakit ini. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah itu. Selain itu, perubahan iklim, perubahan lingkungan seperti penelantaran tambak, genangan air di bekas galian pasir juga penebangan hutan bakau, juga mempercepat penyebaran penyakit malaria. Hal itu diperparah dengan perpindahan penduduk dari daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya.

Diskusi ini bertujuan untuk memenuhi program kerja ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai kordinator wilayah Yogyakarta dan Solo, selain itu diskusi ini juga bertujuan untuk membuka wawasan dan cara berpikir kita agar dapat memahami berapa pentingnya menjaga kesehatan orang Papua umumnya dan khususnya Orang Dogiyai.
Siklus parasit malaria adalah setelah nyamik anopeles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati.
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium. Penyakit ini memiliki empat jenis dan masing-masing disebabkan spesies parasit yang berbeda.
Jenis malaria itu diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi).
2. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.
3. Malaria kuartana yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.
4. Malaria yang paling jarang ditemukan adalah yang disebabkan plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.
Di dalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk dan berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang akan pecah dan keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk, dan siap untuk ditularkan ke manusia.
Pada serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua – bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi.
Gejala serangan malaria pada penderita terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan:
2. Menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
3. Demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5 persen) suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius.
4. Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.  
Di daerah endemis malaria dimana penderita telah mempunyai imunitas terhadap malaria, gejala klasik di atas timbul tidak berurutan –bahkan bisa jadi tidak ditemukan gejala tersebut- kadang muncul gejala lain.

Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria:
1. Demam
2. Menggigil
3. Berkeringat
4. Dapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah.
5. Gejala khas daerah setempat: diare pada balita (di Timtim), nyeri otot atau pegal-pega pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa (di Yogyakarta).
Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini:
1. Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit)
2. Kejang, -beberapa kali kejang
3. Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran
4. Mata kuning dan tubuh kuning
5. Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan
6. Jumlah kencing kurang (oliguri)
7. Warna urine seperti teh tua
8. Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri)
9.Nafas sesak
Seseorang bisa diketahu terserang penyakit malaria lewat penampakan klinis (seperti gejala-gejala di atas) atau pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium (SD), seseorang bisa diketahui terkena:
1)  Malaria ringan atau tanpa komplikasi:

a. Malaria falciparum (tropika), disebabkan p. falciparum

b. Malaria vivak/ovale (tertiana), disebabkan p. vivax/ovale

c. Malaria malariae (kuartana), disebabkan p. malariae

Saat ini, para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk malaria. Beberapa vaksin yang dinilai memenuhi syarat, kini sedang diuji coba klinis untuk keamanan dan keefektifan dengan menggunakan sukarelawan. Sementara itu, ahli lainnya sedang berupaya untuk menemukan vaksin untuk penggunaan umum.
          Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi dan relaps, serta mengurangi kerugian sosial ekonomi (akibat malaria). Tentunya, obat yang ideal adalah yang memenuhi syarat:
2)  Membunuh semua stadium dan jenis parasit
3)  Menyembuhkan infeksi akut, kronis dan relaps
4)  Toksisitas dan efek samping sedikit
5)   Mudah cara pemberiannya
6)  Harga murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
Sayangnya, dalam pengobatan didapatkan hambatan operasional dan teknis. Hambatan operasioanal itu adalah:
a)     Produksi obat, penggunaan obat-obatan dengan kualitas kurang baik –bahkan obat palsu-
b)     Distribusi obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesmas.
c)     Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang telah ditetapkan.
d)      Kesadaran penderita, penderita tidak minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan (misal, klorokuin untuk tiga hari, hanya diminum satu hari saja).
Sementara itu, hambatan teknisnya adalah gagal obat atau resistensi terhadap obat. Efek sampingnya:
a)     Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut dalam keadaan kosong.
b)      Pandangan kabur
c)     Sakit kepala, pusing (vertigo)
d)     Gangguan pendengaran

Akhir kata: Mencegah lebih baik, daripada Mengobati

   DISKUSI IPMADO JOG-LO
                         Pemateri             : Obet Tekege
                         Moderator           : Ismail Douw
                         Notulen               : Mozes Bidabi Tebai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar